Rabu, 23 Juli 2008

Rinduku pada Tengaran

Enting-enting gepuk, tahukah kamu makanan enting-enting gepuk. Makanan khas salatiga yang terbuat dari kacang dan gula. Tapi bukan rasa makanan ini yang ingin aku tulis. Tapi kota salatiga asal makanan ini yang aku ingin bahas. Karena aku tiba-tiba teringat kota ini ketika hari ini aku menikmati enting-enting gepuk oleh-oleh dari seorang teman di Salatiga.



Manisnya enting2 gepuk ditambah dinginnya AC ruanganku langsung membuatku teringat suasana di Salatiga. Aku pernah tinggal di kaki gunung Merbau. Tepatnya di desa Tengaran ini beberapa kilo dari kota Salatiga sendiri, perbatasan Ampel dengan Boyolali.



Masih teringat jelas kabut yang menyelimuti tempat kami tinggal, karyawan penetasan ayam, dinginnya angin pagi yang menusuk tulang. Karyawan ini berangkat kerja setelah sholat shubuh dan berjuang melawan dinginnya pagi, disaat yang lainnya merapatkan selimut mereka. Pekerja2 ini sudah harus di spray desinfektan 2 kali, mandi dan juga ganti seragam 2 kali.



Saat mimpiku belum selesai kunikmati, saat mataku masih terpejam, saat tubuhku menggigil kedinginan. Aku harus bangkit berjuang melawan itu semua. Bulan saja masih belum beranjak dari peraduan. Tapi ayam-ayam kami sudah berteriak kepanasan. Kami harus bergegas untuk melaksanakan tugas kami.



Desa Tengaran yang damai, rinduku padamu. Rindu pada dinginnya pagi, rindu pada bau tanahmu, rindu pada kabut yang selalu menemani langkahku, rindu pada senyum dan ramahnya pendudukmu. Ingin suatu hari nanti aku menjengukmu. Karena banyak kenangan yang tak terlupakan di sana. Ada rindu, banyak cerita , cerita cinta yang tertinggal, cerita cinta yang tak sampai, air mata kebahagiaan, bunga kasmaran, air mata kekecewaan dan kesedihan bahkan kenangan bersama cintaku yang telah pergi untuk selamanya.

Tidak ada komentar: