Jumat, 18 Juli 2008

Jihad Ibu

RasulullahSAW bersabda, ''Setiap jerih payah istri di rumah sama nilainya denganjerih payah suami di medan jihad.'' (HR Bukhari dan Muslim).Pada dasarnya, Islam telah memberikan keistimewaan kepada para istri untuktetap berada di rumahnya. Untuk mendapatkan surga-Nya kelak, para istri cukup berjuang di rumah tangganya dengan ikhlas. Tetesan keringat mereka di dapur dinilai sama dengan darah mujahid di medan perang. Menjadi ibu rumah tangga kedengarannya memang sepele dan remeh, hanya berkecimpung dengan urusan rumah dari A-Z, namun siapa sangka banyak sekali kebaikan dan hikmahyang dapat diperoleh. Ibulah yang mengambil porsi terbesar dalam pembentukan pribadi sebuah generasi.
Pertumbuhan suatu generasi bangsa pertama kali berada di buaian para ibu. Di tangan ibu pula pendidikan anak ditanamkan dari usia dini, dan berkat keuletan dan ketulusan ibu jualah bermunculan generasi-generasi berkualitas danbermanfaat bagi bangsa dan agama. Dalam Islam, ini adalah tugasbesar, namun sangat mulia dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, ''Seorang istri pemimpin di rumahsuaminya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinannya. '' (HR Bukharidan Muslim). Sayangnya, kebanyakan wanita modern saat ini tidak menyukai aktivitas rumah tangga. Mereka lebih bangga bekerja di luar rumah karena beranggapan tinggal di rumah identik denganketidakmandirian dan ketidak berdayaan ekonomi. Maka, jadilah peran ibudi rumah dianggap rendah, dan tidak sedikit ibu rumah tangga yang malu-malu ketika ditanya apa pekerjaannya.
Meskipun seorangwanita tidak bekerja setelah lulus sarjana, ilmunya tidak akan sia-sia,sebab ia akan menjadi ibu sekaligus pendidik bagi anak-anaknya.Kebiasaan berpikir ilmiah yang ia dapatkan dari proses belajar dibangku kuliah itulah yang akan membedakannya dalam mendidik anak. Seorang ibu memang harus cerdas dan berkualitas, sebab kewajiban mengurus anak tidak sebatas memberi makan.Ia harus mampu merawat dan mendidik anak-anaknya dengan benar, penuh kasih sayang,kesabaran, menempanya dengan nilai dan norma agama agar sang anak mampumenghindar dari pengaruh lingkungan dan kemajuan teknologi yang merusakakal dan akhlaknya. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh seorang ibu yangcerdas. (Siti Yuliati ) Sumber : Republika

Tidak ada komentar: