Senin, 28 Juli 2008

Cobaan itu bukan hanya milikku

Saat aku mendapatkan cobaan aku bertanya atau berpikir, Mengapa Allah memberikan cobaan ini padaku, bukan kepada yang lain? Tapi tahukah bahwa saudara2 kita juga mendapatkan cobaan seperti kita juga. Hanya saja berbeda cobaan yang menimpa kita. Karena Allah SWT menurunkan cobaan kepada hambaNya sesuai dengan kadar keimanan hambaNya. Dan Allah SWT menurunkan cobaan satu paket dengan hikmah dan juga solusinya. Sehingga jangan pernah takut jika kalian mendapatkan cobaan dari Allah. Karena itu membuktikan bahwa Allah masih sayang padamu.

Dan aku ingat ketika cobaan itu datang, selain membuktikan Allah sayang padaku, membuka mataku juga bahwa orang-orang disekitarku juga sangat menyayangiku yang mungkin selama ini kita tidak pernah memperhatikannya. Dan ternyata cobaan itu bukan hanya milikku. Buktinya ketika cobaan itu datang, ketika aku menangis, mereka juga ikut menangis, ketika aku bersedih, mereka juga sedih, dan tak henti-hentinya mereka lantunkan doa buatku. Ini membuktikan kesedihan akibat cobaan ini bukan hanya milikku tapi juga milik mereka. Orang-orang selalu menyayangiku. Keluargaku, teman-teman, sanak saudara dan tetangga. Dan ketika aku harus bersabar dan bertawakkal mereka selalu ada disampingku, menguatkankanku, menggenggam tanganku.

La Tahzan, Inna Allaha ma'ana.

Rabu, 23 Juli 2008

Rinduku pada Tengaran

Enting-enting gepuk, tahukah kamu makanan enting-enting gepuk. Makanan khas salatiga yang terbuat dari kacang dan gula. Tapi bukan rasa makanan ini yang ingin aku tulis. Tapi kota salatiga asal makanan ini yang aku ingin bahas. Karena aku tiba-tiba teringat kota ini ketika hari ini aku menikmati enting-enting gepuk oleh-oleh dari seorang teman di Salatiga.



Manisnya enting2 gepuk ditambah dinginnya AC ruanganku langsung membuatku teringat suasana di Salatiga. Aku pernah tinggal di kaki gunung Merbau. Tepatnya di desa Tengaran ini beberapa kilo dari kota Salatiga sendiri, perbatasan Ampel dengan Boyolali.



Masih teringat jelas kabut yang menyelimuti tempat kami tinggal, karyawan penetasan ayam, dinginnya angin pagi yang menusuk tulang. Karyawan ini berangkat kerja setelah sholat shubuh dan berjuang melawan dinginnya pagi, disaat yang lainnya merapatkan selimut mereka. Pekerja2 ini sudah harus di spray desinfektan 2 kali, mandi dan juga ganti seragam 2 kali.



Saat mimpiku belum selesai kunikmati, saat mataku masih terpejam, saat tubuhku menggigil kedinginan. Aku harus bangkit berjuang melawan itu semua. Bulan saja masih belum beranjak dari peraduan. Tapi ayam-ayam kami sudah berteriak kepanasan. Kami harus bergegas untuk melaksanakan tugas kami.



Desa Tengaran yang damai, rinduku padamu. Rindu pada dinginnya pagi, rindu pada bau tanahmu, rindu pada kabut yang selalu menemani langkahku, rindu pada senyum dan ramahnya pendudukmu. Ingin suatu hari nanti aku menjengukmu. Karena banyak kenangan yang tak terlupakan di sana. Ada rindu, banyak cerita , cerita cinta yang tertinggal, cerita cinta yang tak sampai, air mata kebahagiaan, bunga kasmaran, air mata kekecewaan dan kesedihan bahkan kenangan bersama cintaku yang telah pergi untuk selamanya.

Jumat, 18 Juli 2008

Jihad Ibu

RasulullahSAW bersabda, ''Setiap jerih payah istri di rumah sama nilainya denganjerih payah suami di medan jihad.'' (HR Bukhari dan Muslim).Pada dasarnya, Islam telah memberikan keistimewaan kepada para istri untuktetap berada di rumahnya. Untuk mendapatkan surga-Nya kelak, para istri cukup berjuang di rumah tangganya dengan ikhlas. Tetesan keringat mereka di dapur dinilai sama dengan darah mujahid di medan perang. Menjadi ibu rumah tangga kedengarannya memang sepele dan remeh, hanya berkecimpung dengan urusan rumah dari A-Z, namun siapa sangka banyak sekali kebaikan dan hikmahyang dapat diperoleh. Ibulah yang mengambil porsi terbesar dalam pembentukan pribadi sebuah generasi.
Pertumbuhan suatu generasi bangsa pertama kali berada di buaian para ibu. Di tangan ibu pula pendidikan anak ditanamkan dari usia dini, dan berkat keuletan dan ketulusan ibu jualah bermunculan generasi-generasi berkualitas danbermanfaat bagi bangsa dan agama. Dalam Islam, ini adalah tugasbesar, namun sangat mulia dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, ''Seorang istri pemimpin di rumahsuaminya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinannya. '' (HR Bukharidan Muslim). Sayangnya, kebanyakan wanita modern saat ini tidak menyukai aktivitas rumah tangga. Mereka lebih bangga bekerja di luar rumah karena beranggapan tinggal di rumah identik denganketidakmandirian dan ketidak berdayaan ekonomi. Maka, jadilah peran ibudi rumah dianggap rendah, dan tidak sedikit ibu rumah tangga yang malu-malu ketika ditanya apa pekerjaannya.
Meskipun seorangwanita tidak bekerja setelah lulus sarjana, ilmunya tidak akan sia-sia,sebab ia akan menjadi ibu sekaligus pendidik bagi anak-anaknya.Kebiasaan berpikir ilmiah yang ia dapatkan dari proses belajar dibangku kuliah itulah yang akan membedakannya dalam mendidik anak. Seorang ibu memang harus cerdas dan berkualitas, sebab kewajiban mengurus anak tidak sebatas memberi makan.Ia harus mampu merawat dan mendidik anak-anaknya dengan benar, penuh kasih sayang,kesabaran, menempanya dengan nilai dan norma agama agar sang anak mampumenghindar dari pengaruh lingkungan dan kemajuan teknologi yang merusakakal dan akhlaknya. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh seorang ibu yangcerdas. (Siti Yuliati ) Sumber : Republika

Selasa, 15 Juli 2008

Aku dan Stasiun Tua

Aku masih disini,
Duduk dibangku kayu tua ini,
Menunggu berangkatnya senja utama lagi,

Aku masih disini,
Sambil tersenyum melambaikan tangan,
Tanda perpisahan bahwa engkau takkan kembali,

Aku masih disini,
Di stasiun tua ini,
Sendiri mengantar kau pergi,
Melihat kau berdiri di pintu sambil berlalu pergi.

Aku masih disini,
Mengantarmu untuk yang terakhir kali,
Dengan rindu yang telah kau bawa pergi.

Minggu, 13 Juli 2008

PLESIRAN TEMPO DOELOE: Spoorwegstations di Djakarta

By Adep
Minggoe pagi tanggal 13 boelan Juli tahon 2008 djam poekoel 07.30 sampe klaar djam 2an siang yah..
Moengkin banjak diantara kita orang jang pendoedoek Djakarta ini blom pernah rasahken ni'matnja naek trem, sebab-sebab itoe trem soeda di-breidel pada djemannja Bung Karno, kerna ada jang bilang itoe apparaat (eh iya nih aparat itu sebenernya artinya alat yah, kalo sekarang kan pak pulisi atau tentara)
transportatie sangetlah Belanda, brisik, semrawoet poela, dan tida' enak didenger boenjinja jang kerap menderit tatkala liwati djalan besar, dan djoega sering tabrakken orang sembarangan kerna itoe ladjoe trem tempo-tempo trada dibatesin ketjepetannja, sehingga kadang soeka "slonong boy" hantem sana, hantem sini, bahkan perna soeatoe waktoe itoe trem kassie tabrak orang di djalan selang 4 djam !!!

Adddduuuuh, djadinja bener dong alesannya moesti diapoes... Udah gitu yang, trem itu kan berada di bawah instansi bernama N.I.T.M, kependekan dari Nederlandsch Indishe Tramweg Maatschappij, namoen kerna seringnja itoe apparaat transportatie bikin orang semapoet, maka orang Djakarta di djeman doeloe lebi seneng kassie arti itoe N.I.T.M sebagi: Naek Itoe Tentoe Mati !!! walaaaahh..

Okeh, tentang trem ini, juga ada perusahaan yang mengoperasikan trem, bernama B.V.M atau Bataviasch Verkeer Maatschappij, yang kemudian berganti nama menjadi PPD, yah PPD yang sekarang ini sering berseliweran di jalanan Ibu Kota. PPD atau Peroesahaan Pengangkoetan Djakarta, sekarang idoepnja serasa idoep segen mati tak mahoe, alias ngos-ngosan tenaga- nja, sehingga kwaliteit kerdjanje menoeroen. Kitaorang aken rasahken ketoeroenan daripada B.V.M ini, ia itoe PPD tadi, maka dari itoe oentoek plesiran tanggal 13 mendatang kitaorang aken tjobain doedoek di bangkoe bus ini, tetapi kerna kemaren-maren kitaorang tjoba tjari bus jang bermontjong boeaja soeda tida ada kerna faktor oesia jang keliwat oedzoer, maka
boeat ini tempo kitaorang aken naekin Bus PPD jang ber-ac (Jakarta panas gila! butuh AC!) Yah, naek Bus PPD AC sembari mengenal masa kedjajaan Bus PPD di tahon 50an, 60an, 70an, tatkala kitaorang poenja orang toea misih merasahken begimana soesahnja idoep di Djakarta!

Perdjalanan naek Bus PPD ini aken kitaorang laksanaken dari Station Manggarai menoedjoe ke Station Tandjong Priok, jang seblomnja kitaorang naekin Trein (bok, bahasa belandanya kereta api itu trein yah, bukan sepur -dari kata spoor- karena kalo spoor itu artinya jalur, inget yah!!!) Selama naek trein economie dari Station BEOS (sekarang Stasiun Jakarta Kota), kitaorang aken ditjeritaken riwajatnja oleh: teman-teman dari IRPS (Indonesian Railway Preservation Society), jang demen betoel dengen segala sasoeatoe jang berhoeboengan dengen doenia perkeretaapian.

Tentoe kitaorang aken dikassie perihal functie (fungsi) dari pernak-pernik kereta api jang dinaiki, brikoet pendjelasan perkara asal-moeasal bilangan (kawasan) dan station trein kitaorang liwati pada hari Minggoe itoe, moelai dari Station Djakarta Kota, Station Djajakarta, Station Mangga Besar, Station Sawah Besar, Station Djuanda, Station GondangDia, Station Gambir, hingga ke Station Tjikini dan berachir di Station Manggarai. ach toean dan njonja aken poeas diboetnja!
Dari Station Manggarai ini kitaorang berdjalan kaki barang sedikit goena samperin sala satoe loko listriek jang ada di Batavia, model Lokomotief listrik WERKSPOOR-HEEMAF nomor 201 (ESS 3201). Ini Loko meroepakan satoe artefak sedjarah dari masa kedjajaannja jang patoet kitaorang lestariken, dan tepatnja selametken! Namoen sanget disajangken bahoewa itoe Loko WH 201, tampaknja agak terloepaken di tenga aroes sedjarah. Maka dari itoe, Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) sebagi satoe organisatie jang perdoeli terhadep asset perkeretaapian Indonesia jang bernilai sedjarah, berniat boeat melestariken ini lokomotief, dengan samen-werken (berkerdjasama) dengen berbagi fihak jang terkait goena bikinin satoe boeah monumen lokomotief listriek agar tetep dikenal oleh generatie mendatang. Oh iya lokomotief listriek ini juga sering disebut Bon Bon, karena apa? entar deh kita dengerin penjelasan dari teman-teman IRPS (sambil nanti kita bergoyang shake your bon-bon?!)

Sekarang djanganlah kitaorang toeroet-toeroetan bentji, dengki, kesel ama kepada itoe trem, lebi baek kitaorang saksiken sahadja riwajatnja jang kitaorang aken kassie poeter dengan hati seneng, Disitoe kitaorang bole berame-rame saksiken itoe trem jang sedeng liwati djalanan di kota kita tertjinta ini, tjari tahoe dimana-mana sahadja itoe trem melintas, bahkan bisa batjai iklan reclame djaman doeloe, salah satoenja: Soesoe Tjap Nona! yah ini susu emang jadul bo! Sablonnja (sebelumnya) kitaorang achiri isi reclame plesiran ini, soedilah sidang pembatja jang boediman oentoek kassie batja satoe poeisi jang memiloeken di tahon awal-awal kemerdekaan:

Kalu Tram Mogok(oleh: Tjaotao todjin)Kita hidup dalem suasana baru,
Tida lagi didjeman merah putih biru,
Tjumah keadaannja ada sedikit keru,
Dan sering terdjadi pemogokan buruh!
Trem mogok, tukang betja girang,
Tapi tukang tjopet hasilnja kurang,
Ini akibatnja djeman sekarang,
Kekatjauan tamba keberesan djarang!
Buruh trem telah madjukan tuntutan,
Hadiah Lebaran dua bulan gadji kontan,
Madjikan trem merasa keberatan,
Kerna sekarang trem kurang pendapetan!
Sikepnja madjikan seperti keliwatan,
Tida luluskan buruhnja punja tuntutan,
Tapi kabarnja biar trem penuh muatan,
Pendapetannja habis didjilat setan!!
Inilah sebabnja maka terbit pemogokan,
Lagi-lagi buruh bentrok dengan madjikan,
Akibatnja bikin buruh ketjil kelabakan,
Kerna bikin suker marika mentjari makan!
Buruh ketjil nasibnja paling sialan,
Laen orang berklai, sendiri dapet pukulan,
Apapula nanti kebetulan tanggung bulan,
Pergi pulang kantor banjak jang djalan
puisi dari: Majalah Starweekly 8 Djuli 1951
Pem.Red: Mr. Auwjong Peng Koen (kita lebihmengenalnya dengan nama: P.K. Ojong, pendiri Harian Kompas).
Penerbit: NV. Hd. Mij & Drukkerij"Keng Po" Djalan Pintu Besar 86-88 Djakarta-Kota

Kamis, 10 Juli 2008

Ganti yang lebih baik itu dari Allah

“Assalamu’alaikum” sebuah kepala berkerudung merah muncul di balik pintu kantorku.
“ Wa’alaikumussalam, Aisyah, masuk!”
dengan senyum berbunga-bunga dia masuk ke ruanganku dan duduk tanpa aku minta.
“ Kenapa senyum-senyum sepertinya bahagia sekali.”
“ Zahra, Masih ingatkah cerita tentang sepupuku yang tempo hari kuceritakan padamu? Dia laki-laki yang baik, agamanya juga bagus. Insya Allah”
Aku tersenyum melihat tingkah sahabatku yang satu ini.
“ Kok jadi kamu yang bahagia gini.Seharusnya aku donk yang bahagia”
“ Ya harus bahagia donk. Kalo lihat sahabatnya nantinya juga akan bahagia”
“ Apakah dia juga pasti mau denganku?”
“ Aku sudah ceritakan semua padanya tentang kamu dan sepertinya dia senang dengan ceritaku. Maksudku sepertinya kamu wanita yang sedang dia cari. Kriterianya pas gitu lho.”
“ Sudah kamu ceritakan semuanya tentang aku? “
“ Sudah”
“ Yakin? Tanyaku untuk memastikannya.
“ Insya Allah, aku sudah ceritakan tentang sifat fisik kamu dan juga sifat-sifatmu yang aku ketahui”
“ Apakah kamu sudah menceritakan tentang statusku?”
“ Statusmu?”
“ Iya, statusku yang janda beranak satu.”
“Apakah itu penting, Zahra?”
“ Buatku itu paling penting.”
Aisyah tertunduk sesaat, raut wajahnya menjadi sedih.
“ Belum, Zahra”
“ Kenapa?”
“ Aku pikir itu nanti saja kalo kalian sudah bertemu dan ada kecocokan.”
“ Menurutku itu adalah hal penting yang diketahui pertama kali, Aisyah.”
Kali ini Aisyah hanya tersenyum tipis dan memandangku dengan tatapan sayu.
“ Aku takut Zahra, jika sepupu sudah tahu duluan siapa kamu, nanti malah dia gak tertarik lagi denganmu. Karena aku takut kejadian 3 bulan yang lalu terulang lagi, ketika sabahat kita Aina mengenalkanmu pada teman sekantornya dan ketika mendengar bahwa kau adalah seorang janda dan sudah mempunyai anak dia langsung menolak untuk dikenalkan padamu.”

Aku hanya tersenyum, bisa kurasakan getaran pedih dalam hatiku mengingat kejadian 3 bulan yang lalu. Pedih memang ketika aku sudah tertolak hanya karena status janda. Padahal sebelum diceritakan tentang statusku teman sekantor Aina sangat antusias sekali ingin berkenalan denganku tapi setelah mengetahui statusku dia langsung menyatakan permintaan maafnya pada Aina untuk tidak memulai Ta’aruf itu. Sedih sekali. Tiap malam kumenangis di setiap sujudku. Aku bertanya pada Allah. Apa salahku? Kalopun aku menjadi seorang janda itu juga bukan mauku. Ini adalah kehendak Allah yang menguasai hidup. Suamiku meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Siapa yang mau ditinggal mati suaminya? Tentu tidak seorang istripun yang menginginkannya. Suami yang selama itu mendampingi hari-hari kita, menjaga kita, menafkahi kita. Kini telah ditiada. Tinggallah diriku sebagai single parent yang harus menafkahi anakku. Buah cinta kami Qotrunnada Firdaus dan aku biasa memanggilnya dengan Nada.

“ Zahra, kok malah ngalamun?”
“ Astagfirullah, maafkan aku, Aisyah”
“ Kamu pasti sedang sedih ya.”
“ Maafkan aku Zahra”
“ Kenapa minta maaf. Aku yang seharusnya minta maaf telah merepotkanmu. Kalian, kamu dan Aina adalah sahabat terbaikku”
“ Kami hanya ingin melihat engkau bahagia kembali seperti sedia kala. Kami hanya ingin kamu menemukan pendampingmu kembali. Yang lalu Almarhum Mas Ahmad telah kembali disisi Allah. Dan Kami yakin dia sudah tenang disana. Sekarang tinggal kamu Zahra. Zahra, kamu harus bangkit lagi, kamu tidak boleh bersedih lagi.”
Air mataku mulai membasahi pipiku. Aisyah mengambil selembar tissue dan diberikan padaku.
“ Terima kasih, Aisyah”
“ Kamu harus yakin bahwa ganti dari Allah pasti lebih baik. Masih ingatkan Doa dari Ummu Hurairah yang pernah aku ajarkan padamu.”
“ Iya, Aisyah. Sesungguhnya semua adalah milik Allah dan akan kembali padaNya. Ya Allah, Semoga Kau beri pahala dari cobaan ini dan semoga Kau beri ganti yang lebih baik.”
“ Sipp, yakinlah pasti Allah akan mengabulkan doa hambaNya yang sabar. Aku akan beritahukuan pada sepupuku tentang statusmu dan semuanya tentang kamu. Kalo memang dia jodohmu semoga dia bisa menerima kamu apa adanya. Dan jikalaupun dia bukan jodohmu semoga Allah memberi ganti yang lebih baik. “
“ Tetap istiqomah dan juga jangan lupa sholat istikharoh ya Zahra.”
“ Iya. “
“ Aku pulang dulu, sebentar lagi suamiku menjemput. Kamu juga harus cepat-cepat pulang. Kasihan Nada pasti sedang menunggu bunda tercintanya.”

Untungnya ketika Aisyah masuk ke kantorku hari sudah sore dan karyawan sudah sebagian pulang sehingga tidak harus melihat airmataku yang mengalir. Kutarik napas dalam-dalam dan kucoba hembuskan perlahan. Subhanallah, Alhamdulillah. Terima Kasih Ya Allah, Kau berikan aku sahabat-sahabat yang baik hati. Tidak bisa kubayangkan jika tanpa meraka disampingku. Merekalah yang selama ini mendampingiku menjalani hidupku yang sepi sepeninggal suamiku. Mereka yang mengingatkanku setiap malam untuk sholat tahajud, mereka yang menguatkanku untuk sabar menghadapi cobaanku. Mereka yang membangkitkan semangatku untuk tetap teguh dan istiqomah dijalan Allah ketika hati ini mulai merapuh. Terima kasih teman. Airmataku menetes lagi dan menghangatkan pipiku.

Kujalani hari-hariku seperti biasanya, menjalani rutinitas, sendiri tanpa pandamping karena aku memang tinggal bertiga dengan Nada dan seorang saudara dari kampong yang bertugas menjaga Nada di Jakarta ini. Hanya Nada lah pelipur laraku, bidadari kecilku. Menyejuk hatiku disaat sedih dan mengobar semangatku disaat aku rapuh. Sementara keluargaku berada jauh di kota Apel Malang. Karena harus bertahan hidup dan menafkahi buah hati kecilku inilah aku hijrah ke Jakarta. Dan seperti biasa jam sudah menunjukkan 16.50 WIB. Waktunya pulang nich sebentar lagi. Kurang 10 menit lagi. Kerjaanku sudah beres, tinggal merapikan meja saja.

“ Assalamu’alaiakum.”
“ Wa’alaikumussalam. Ada apa Aisyah? Kamu ada masalah kok sepertinya tidak sedang bahagia.”
” Kerjaan dach kelar, Aisyah.”
“ Sudah “
Seperti biasa Aisyah langsung nyelonong duduk. Tapi kali ini kursi yang letaknya di depan mejaku ditariknya mendekatiku. Sehingga kita duduk bersebelahan.
“ Ada apa sich Aisyah?”
“ Ada yang ingin aku sampaikan ke kamu.”
“ Masalah apa itu?
“ Masih ingat pembiacaraan kita sebulan yang lalu? Tentang sepupuku yang ingin aku kenalkan padamu.”
“ Iya, aku masih ingat.”
Hati berdegup kencang dan bertanya-tanya ada apakah ini gerangan. Kalo dilihat dari wajah Aisyah yang tidak tampak senyum sedikitpun dari mulai mengucapkan salam hingga duduk di kursi ini. Aku jadi penasaran adapakah gerangan? Mungkinkan sepupunya menolak diriku. Oh, sedihnya aku. Ya Allah, Kuatkan lah hatiku.
“ Zahra, ahad kemarin. Kami sekeluarga silaturrahmi ke rumah tanteku. Ibu dari sepupu yang pernah aku certain ke kamu.”
“ Terus?” Aku mulai tak sabar mendengar cerita dari Aisyah.
“ Ya, kemudian aku dan suamiku ngobrol-ngobrol dengan sepupuku itu. Kami meninjaklanjutin tentang kamu. “
“ Terus?”
“ Aduh, Zahra. Kamu kok terus terus sich.”
“ Aku harus bertanya apa? Aku bahkan tidak tahu ceritanya”
“ Kami ceritakan lagi siapa sesungguhnya kamu bahkan statusmu yang telah janda dan beranak satu.”
Hatiku mulai berdegup kencang, apakah gerangan jawaban dari laki-laki ini.
“ Apa komentarnya?”
“ Ternyata dia bilang……”
Aisyah tidak meneruskan kata-katanya, aku jadi resah. Mungkin laki-laki itu keberatan kalo ternyata aku adalah seorang janda beranak satu. Ya Allah, mungkin dia bukan jodohku.
“ Zahra, kamu jangan sedih gitu donk.”
“ Aisyah, siapa yang sedih. Katakan saja yang sebenernya. Aku sudah siap mendengar apapun. Sekalipun itu adalah jawaban yang mungkin menyakitkan. Aku sudah ikhlas dengan kondisiku ini. Bisa dipahami kok Aisyah. Aku sudah ikhlas dengan takdir yang Allah berikan padaku. Mungkin memang cobaanku belum berakhir. Tapi aku akan sabar menerimanya. Pasti Allah sedang menyiapkan sesuatu yang lebih baik buat aku.”
Aisyah memandangku dalam-dalam. Tapi kali ini pandangannya lain. Pandangan bahagia sekalipun tidak terucap sesuatu katapun di bibirnya. Tapi aku tidak mau menebak apapun juga. Aku sudah pasrah. Akhirnya senyum tipis dibibirnya mengembang. Tiba-tiba dia berteriak
“ Subhanallah, Alhamdulillah” sambil memelukku erat.Aku masih dibuat bingung dengan sikapnya.
“ Ada apa Aisyah? Aku tidak tahu maksudmu?”
“ Zahra, sepupuku tidak masalah dengan statusmu. Dan dia ingin segera dapat ta’aruf denganmu.” Aisyah melonjak-lonjak kegirangan.
“ Subhanallah, Alhamdulillah. Terima kasih ya Allah. Benarkah?” Kini kami melonjak-lonjak kegirangan pula seperti layaknya sepasang anak kecil yang sedang bahagia.
“ Iya, Aku dan suamiku bersedia membantu kalian untuk ta’aruf. Gimana? Kapan kamu punya waktu?”

Aku tak tahu apa warna pipiku saat ini, mungkin merah atau pink. Yang pasti aku bahagia. Ya Allah berikanlah pilihanMu dengan IlmuMu, berikanlah keputusanMu dengan kekuasaanMu, berikanlah nikmat yang Agung dariMu. Engkau yang Maha Kuasa sedangkan aku tidak menguasai apapun. Engkau yang Maha mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui apapun. Jika memang ini adalah jodoh yang terbaik untukku mudahkanlah bagiku, dekatkanlah padaku, namun jika ini bukanlah jodoh terbaikku jauhkanlah dia dariku dan gantikan dengan yang lebih baik. Sesungguhnya ganti yang lebih baik itu dariMu. Amin.

Jika Bu Guru Sedang Jatuh Cinta

“ Selamat siang Bu Sandra.”
“ Selamat siang anak-anak.” Jawab Bu Sandra dengan senyum ramah.
Nadira berbisik pada Safira teman sebangkunya.
“ Kayaknya ada yang aneh dech dengan Bu Sandra.”
“ Aneh gimana, Dira.”
“ Ya aneh ajah, Auranya itu lho gak biasanya”
“ Ah, kamu Dir, bisa ajah.”
“ Bener, aku merasa ada yang aneh dengan Bu Sandra.”
“ Kayak kamu bisa baca aura orang ajah.”
“ Ada apa Nadira, Safira? Kalian kok malah bisik-bisik sendiri?”tegur Bu Sandra dengan ramah.
“Egh, gak papa bu. Ini Nadira Tanya sampai halaman mana?”
“ Ibu kan belum minta kamu buka buku?”
“ Iya bu, maaf”
Safira menyikut Nadira yang diam ketika ditanya Bu Sandra.
“ Oke, sekarang buka halaman 40. Kalian pelajari sebentar nanti akan Ibu terangkan.”

Sementara murid kelas XI itu mempelajari bukunya. Ibu Sandra guru matematika yang cantik itu memandang keluar. Lapangan basket yang sedang memantulkan panas matahari. Tapi tatapan matanya memandang begitu sejuk. Siku Nadira menyikut siku Safira.
“ Ih, apaan sich?”
“ Lihat tuch, Bu Sandra aneh kan?Senyum-senyum sendiri. Aku bilang juga apa?”
“Mana?”
“ Itu, lihat saja!”
“ Iya, ya kenapa ya? Trus kenapa tadi pagi kamu bilang kalo Bu Sandra juga aneh”
“ Iya jelas lah, Bu Sandra selama ini kan guru matematika ya cantik sich tapi galakya bukan main iya kan.”
“ Iya ya.”
“ Trus sekarang ini dia mendadak jadi ramah, manis. Beeee. “
“ Jangan gitu donk Nadira, bagus kan kalo gitu”
“ Iya bagus sich. Cuman aneh ajah. Kok mendadak dangdut gini. Egh maksudku mendadak banget”
“ Trus berapa lama kita harus mempelajari materi ini ya kayaknya sudah setengah jam dech. Aku dach baca 3 kali halaman ini. Kok Bu Sandra masih asyik berdiam diri saja. Malah sekarang buka-buka dompet segala.”
“ Kayak lihat sesuatu di dompet?”
“ Apa ya?”
Suara anak kelas XI makin gaduh, tapi Bu Sandra masih saja memandang sisi dalam dompetnya. Murid-murid mulai curiga, apa yang terjadi dengan Bu Sandra ya? Ini hampir jam pelajaran selesai tapi Bu Sandra masih asyik dengan dompetnya. Sampai akhirnya
“Teeeeeet……Teeeeeet…….Teeeeet.”
Bunyi bel istirahat berbunyi dan membuyarkan lamunan Bu Sandra dan juga karena kagetnya jatuhlah dompet Bu Sandra ke lantai dengan posisi terbuka tepat disamping meja Anton. Anton membantu Bu Sandra mengambilkan dompet Bu Sandra dan terdapat foto seorang laki-laki di dompet Bu Sandra. Akhirnya terkuaklah mengapa Bu Sandra melamun dan tersenyum-tersenyum sendiri selama satu jam mata pelajaran tadi dan juga sikap Bu Sandra yang sangat ramah hari ini. Ternyata Bu Sandra sedang jatuh cinta. Begini ya kalo Bu Guru sedang jatuh cinta.

MIMPI

Apa yang akan kau lakukan,
Jika kesempaan itu ada di depan mata.
Apa yang akan kau lakukan,
Jika apa yang kau mimpikan ada didekatmu.

Apakah kau masih diam dan tidak tergerak untuk meraihnya,
Apakah menurutmu semua ini sudah terlambat,
Apakah kau akan berlari mengejar mimpi-mimpu yang tertinggal,
Bukankah sepanjang hidupmu belum ada mimpimu yang kau kejar.

Sekarang tunggu apalagi,
Lari...lari...berlarilah sekuat tenagamu,
mungkin kali ini adalah waktumu,
mungkin ini adalah kesempatanmu,
waktu takkan kembali,
kesempatan hanya datang sekali,
jangan pikir semua sudah terlambat,
lari...lari...berlarilah
kejar mimpimu

Untuk yang kita sayangi dan kita cintai

Cobaan hidup mengajariku untuk tidak egois pada sesama. Kalaupun kita tidak punya sesuatu untuk bisa kita berikan kepada teman-teman yang kita sayangi dan keluarga yang kita cintai paling tidak kita masih memiliki Alloh untuk tempat berdoa dan meminta. Dalam hal berdoa akupun tidak ingin egois. Bagaimanapun juga kita juga butuh mereka untuk mendoakan kita ketika kita sedang sempit, terhimpit, penuh cobaan. Nah, sebaliknya lah kita juga mendoakan mereka dikala mereka sedang sedih, resah, dilanda cobaan dan lain sebagainya.

Hari ini banyak teman-temanku dan juga keluargaku yang ingin aku doakan. Buat temen-temanku yang sedang resah menunggu panggilan kerja, aku berharap kalian bersabar. Karena rejeki Allah lah yang mengaturnya. Hanya jangan pernah berhenti berusaha dan yakin pasti Allah akan memberikan apa yang telah menjadi bagianmu. Buat temanku yang sedang ujian Grade di kantornya, semoga dimudahkan dan dilancarkan oleh Allah. Dan kamu mendapatkan apa yang terbaik dalam hidupmu. Untuk kakak iparku yang malam ini akan operasi karena benjolan di kepalanya, semoga Allah memberikan kelancaran dan semoga kakak sehat kembali. Pasti sekarang, ponakanku Firda dan Yustan sedang menunggu Ayahnya dirumah bersama Eyang ti dan Eyang kakungnya juga embah yuti. Sementara Mami mereka harus menjaga Ayahnya di rumah sakit. Ya Allah berikan kesabaran dan juga kekuatan untuk semua orang yang aku sayangi dan aku cintai dan berikan apa-apa yang menurutMu terbaik buat mereka. Amin

Rabu, 09 Juli 2008

Filosofi Pare

Ada yang tahu sayur Pare? Mungkin ada beberapa diantara anda pernah makan sayur ini. Biasanya Pare ini dimasak oseng-oseng atau sebagai isi siomay. Pasti bagi yang hobby makan siomay tidak asing lagi.

Sayur Pare ini berwarna hijau, kulitnya tebal, bergelombang dan berasa pahit, mungkin tidak semua orang akan menyukainya. Tapi buat aku disinilah menariknya. Menurutku sayur Pare mempunyai sebuah filosofi layaknya kehidupan. Kulitnya yang tidak mulus namun bergelombang ini sama halnya dengan kehidupan bahwa hidup ini tidaknya semulus yang kita bayangkan. Karena dalam kehidupan ini pasti kita akan bertemu dengan masalah yang kadang tidak mudah untuk dijalani. Demikian juga dengan rasanya yang pahit. Mengajarkan kepada saya bahwa hidup itu juga pahit tidak selamanya manis. Kita harus menemukan kepahitan-kepahitan dalam hidup kita yaitu ketika apa yang kita inginkan tidak semua dapat diwujudkan. Namun sekalipun pahit tetap saja nikmat. Itulah kehidupan kadang kita mengalami kepahitan dalam hidup ini, namun kalo kita mau ikhlas, sabar dan bersyukur maka kepahitan yang kita rasakan bisa begitu nikmat dengan Rahmat dariNya tentunya.

Selasa, 08 Juli 2008

Pendengar yang Baik

Apakah anda seorang pendengar yang baik? Tahukah anda bahwa menjadi pendengar lebih susah daripada menjadi pembicara. Karena menjadi pendengar yang baik tidak hanya menyediakan telinga mereka untuk mendengarkan. Tapi juga mereka harus menyediakan mata mereka untuk memerhatikan si pembicara, menyediakan waktu mereka untuk mendengarkan dan juga menyediakan hati mereka untuk bersabar sampai tiba giliran mereka untuk berbicara. Selamat Menjadi Pendengar yang Baik.

Manusia itu unik

Manusia itu memang unik, karena tidak ada manusia yang sama. Si kembarpun belum tentu saya, sekalipun mungkin secara fisik mereka hampir sama. Tapi pasti ada yang berbeda diantara mereka. Kalaupun kita bertemu dengan orang yang hampir sama paling hanya beberapa persen saja. Tidak sampai sama persis 100 %. Itulah keagungan ciptaan Allah yang tak tertandingi. Jadi, jangan sekali-sekali kita mengeneralisasikan satu orang dengan orang yang lain karena itu sangatlah tidak adil.

Ibu Rumah Tangga

Masih sangat kuingat waktu kecil aku suka sekali membayangkan bahwa suatu hari nanti aku akan menjadi seorang ibu. Menjadi seorang ibu dari anak-anakku. Padahal saat itu aku masih berada di bangku SD. Dimana anak-anak yang lain pasti membayangkan dirinya menjadi dokter, guru, atau profesi yang lainnya. Sampai-sampai aku sering sekali mengarang nama-nama untuk anak-anakku kelak. Hehehe lucu memang.

Ternyata ini tidak hanya terjadi padaku. Suatu hari aku bertanya pada ponakan perempuanku
“ Kakak besok kalo sudah besar mau jadi apa?”
“ Mau jadi kayak ibu”
“ Hah, kayak ibu? Ibumu kan cuman ibu rumah tangga kak. Cuman di rumah saja. Maksud tante mau jadi dokter, apa guru, banker atau yang lainnya?
“ Jadi kayak ibu ajah”
Sambil nyengir kemudian dia berlalu. Aku tak tahu apakah itu jawaban main-main atau iseng buat ngerjain tantenya saja. Atau benar-benar jawaban yang jujur dari seorang anak kelas 3 SD.

Tapi tidak ada salahnya juga tho kalo jadi ibu rumah tangga. Itu bukan suatu pekerjaan yang memalukan. Bahkan pekerjaan yang mulia. Tapi banyak ibu-ibu yang malu jika mereka hanya ibu rumah tangga yang hanya dirumah. Begitu juga Bapak-bapak banyak yang malu jika ditanya istrinya bekerja dimana? Mereka akan dengan malu-malu menjawab” Ah dirumah ajah kok”. Seharusnya bapak-bapak ini bangga berarti dia cukup mampu menafkahi keluarganya tanpa harus dibantu oleh sang istri. Hehehehe…

Minggu, 06 Juli 2008

Darmika, Maafkan Aku

Darmika, maafkan aku.
Kau jadi terbengkalai,
Aku sedang buntu,
tidak ada sesuatu buat kamu.

Kamu cuman seorang Sol Sepatu,
dan aku tak tahu,
akan kemana lagi ceritamu.

Darmika,
Kamu adalah hutangku pada mbak Asma,
Hutangku yang sudah jatuh tempo.
maafkan Aku, Darmika

Suami-suami Takut Istri

Suami-suami takut istri. Siapa yang tidak tahu sitkom yang satu ini. Ditayangkan di Trans Tv tiap hari Senin - Jumat ini telah menarik banyak penonton tiap harinya. Mungkin anda salah satunya. Saya jujur saja kadang juga menonton ini, jika tidak ada program lain yang bagus. Sebagai pilihan terakhir biasanya. Setiap kali saya menonton SSTI saya selalu bertanya-tanya, SSTI ini apakah sebuah acara atau hiburan yang pantas ditonton. Di mana KDRT justru menjadi sebuah lelucon. KDRT? karena KDRT tidak hanya ternjadi pada perempuan tapi juga terjadi juga pada kaum lelaki. Meskipun saya juga kadang kesal dengan tingkah polah bapak - bapak SSTI ini.
Kekecewaanku pada sitkom ini juga karena bagaimana mereka menggambarkan seorang janda yang genit. Karena kesan genit dan pengoda ditambah penampilannya yang seksi, menjadi kan posisi janda menjadi terpojok. Apalagi pandangan di masyarakat tentang janda yang masih dipandang sebelah mata, lebih memojokkan status janda.
Belum lagi, si Dadang satpam yang duitan. Apakah ini bisa dijadikan hiburan? Apalagi jika ada anak-anak kita yang ikut menonton. Apakah ini bisa jadi pendidikan buat mereka? Mungkin buat anda bisa, tapi tidak buat saya. Karena saya harus mengucapkan "Naudzubillah min Dzalid " setiap melihat adegan dimana Sherla mencubit perut Karyo dan kemudian Karyo menjerit kesakitan, Deswita yang menjewer telingga faisal dan juga Bu RT yang menyeret Pak RT. Astaghfirullah, menurutku ini bukan hiburan yang baik dan menyegarkan mata. Sebuah hiburan menurutku sesuatu yang bisa membuat kita tersenyum jika itu memang lucu. Tapi apakah itu bisa menghibur jika setiap melihat adegan KDRT kita harus menyerngitkan mata, merasa ngeri dan berkali-kali mengelus dada, sambil tak hentinya mengucapkan Astaghfirullah dan Naudzubillah min dzalid.
Aneh sekali memang, sesuatu yang tidak seharusnya ditayangkan dan merupakan salah satu tindak kekerasan terutama dalam rumah tangga justru menjadi sebuah lelucon.

Jumat, 04 Juli 2008

Sayangi yang Kaumiliki

Apa yang melekat di diri kita, apa yang sekarang berada di depan mata kita, apa yang sekarang berada di samping kita. Cobalah untuk menyayanginya. Apakah itu diri kita sendiri, saudara kita, anak maupun pasangan hidup kita. Kadang secara sadar ataupun tidak sadar tidak mengabaikan mereka, atau yang paling parah mencampakkan mereka. Mereka yang selalu menyayangi kita.

Ada seorang teman yang telah beristri dan telah memiliki buah hati. Dia senang sekali bermesraan dengan teman sekantornya. Aku sangat menyayangkan sikap temanku yang senang “bermain-main”. Saat itu aku berpikir Apakah dia tidak sayang dengan istrinya? Sadarkah dia bahwa jika istrinya tahu perbuatannya pasti sakit hati yang akan dirasakan. Bukannya ini seperti selingkuh pikirku. Dan dia bilang ini hanyalah permainan. Memang sich mereka tidak pernah bertemu hanya komunikasi lewat dunia maya dan juga telepon. Tapi jika sudah berkata-kata mesra, dengan seseorang yang bukan muhrimnya sementara dia sudah beristri, bukan kah itu bisa dikatakan selingkuh.

Jujur saja saat itu aku kecewa dengan temanku ini. Aku sedih mengapa dia tidak berpikir bagaimana perasaan sang istri jika mengetahuinya, dimana cinta dan rasa sayangnya untuk si istri, mengapa tidak cukup dengan satu wanita saja yang mencintainya. Haruskah mencari cinta lain? Karena jika kulihat keluarganya baik-baik saja, tidak ada masalah. Istrinya adalah wanita baik yang aku kenal.

Mengapa mereka yang selingkuh tidak pernah memikirkan perasaan orang lain. Seharusnya mereka bersyukur Allah telah memberikan pendamping hidup untuk dirinya. Mengapa dia tidak melihat teman mereka yang sedang dicoba kesabarannya menanti pasangan hidup atau tidakkah mereka belajar dari kesalahan orang lain bahwa selingkuh hanya akan memindahkan api neraka ke dalam rumah mereka. Mengapa mereka tidak bersyukur kepada Allah atas apa yang Allah berikan padaNya. Cobalah setia dan cobalah “SAYANGI APA YANG KAUMILIKI”.