Senin, 01 September 2008

Ramadhan, Al-qur'an dan Terapi Hati

Subhanallah wal Alhmadulillah. Akhirnya kita masih bisa diberikan umur sehingga masih bisa bertemu dengan Bulan Ramadhan. Begitu memasuki bulan suci ini, langsung tercium aroma wangi Bulan Suci ini. Aroma dan suasana yang tidak pernah kita dapati dan rasakan di bulan-bulan yang lain. Alam hening, pohon tertunduk, angin berhembus dengan tenang seolah mereka sedang bertasbih mengagungkan namaNya dan mendengarkan lantunan ayat suci yang berkumandang di dalam mushola-mushola, masjid - masjid, bahkan di rumah-rumah. Masjid dan mushola yang awalnya hanya ramai di hari Jumat siang kini malam hari ramai jamaah yang menunaikan sholat tarawih. Anak kecil berlari riang dengan baju koko dan peci barunya.
Siang hari yang terik tidak lagi menjadi keluhan karena sedang menjalankan ibadah puasa dan hanya berharap limpahan pahalanya. Bagi yang tidak biasa bermunajah di sepertiga malam mereka asyik menikmati mimpi-mimpinya kini harus terjaga untuk sahur. Sebuah bulan yang penuh berkah yang sangat dinanti oleh jutaan umat muslim di dunia.
Ramadhan sangatlah istimewa bagiku mungkin juga bagi jutaan umat muslim. Tapi Ramadhan ku di tahun 2006 adalah Ramadhan yang paling berkesan mungkin dalam hidupku saat ini. Ramadhan pertama setelah kekasih hatiku ( suamiku ) dipanggil oleh Sang Khalik. Ramadhan pertama setelah pernikahanku yang sangat kuimpikan bisa menjalankan ramadhan bersama keluarga kecilku, kuimpikan aku akan menuai banyak pahala karena tidak hanya berpuasa untuk diriku sendiri tapi juga aku akan menjadi seorang istri yang jika dengan ikhlas menjalankan peranku sebagai istri maka pahalaku akan berlipat ganda apalagi di Bulan Ramadhan. Tapi ternyata Sang Penguasa Hidupku berkehendak lain. Akhirnya aku harus melalui ramadhan sendiri, tanpa suami tercinta disisi. Ramadhan saat itu begitu sangat menyedihkan, tapi untunglah ada keluarga yang selalu mendampingiku. Dan sebagai obat hatiku, adikku selalu mengajakku untuk tarawih di Masjid Agung Semarang. Masjid yang besar dan megah dengan desain perpaduan antara jawa dan timur tengah itu kalo menurutku, saat itu pembangunannya belum selesai 100 %, para pekerja tiap malam masih bekerja sehingga membuat kami para jama'ah kadang merasa terganggu tapi itu tidaklah menjadi masalah jika niat untuk datang ke masjid ini adalah untuk ibadah kepada Allah. Sebenarnya bukan megahnya masjid ini yang membuatku selalu ingin datang ke sini, tapi lantunan ayat suci dari imam masjid yang juga seorang hafidz. Sholat Tarawih di masjid Agung ini sebanyak 23 rakaat dan setiap hari menhatamkan 1 juzz Alqur'an. Sehingga jika rajin rutin mengikuti sholat Tarawih selama 30 hari atau satu bulan penuh sama dengan menghatamkan satu Alqur'an. Subhanallah.
Mendengarkan bacaan Alqur'an bagiku adalah terapi hati, apalagi saat itu ketika cobaan datang, kesedihan melanda dan hatiku hancur. Dengan terapi hati inilah aku bisa menerima semuanya dengan ikhlas, menyadari siapa diri kita sebenarnya. Bahwa kita adalah kecil dan tanpa pertolonganNya kita bukanlah siapa-siapa. Jika engkau sedih, terhimpit dalam masalah obat yang paling mujarab adalah ambillah Al-quran, surat apapun yang buka dan kau baca kau akan menemukan obatnya disana.
Cukup Allah Penolongku dan Allah Sebaik-baiknya Pelindung.

Tidak ada komentar: