Jika kata-kata tak mungkin terucap, mungkin karena kita malu mengatakan atau merasa masih terlalu ego untuk mengatakan, komunikasi lewat surel boleh juga jadi alternatif untuk mengungkapkan atau menyelesaikan masalah dengan pasangan kita. Asalkan jika menggunakan bahasa - bahasa yang baik, mudah dimengerti dan halus, bukan bahasa yang kasar, menghina atau malah mengunakan bahasa yang justru memicu pertengkaran.
Dalam surel kita bisa ungkapkan keinginan kita, perasaan kita dan lain sebagainya.
Senin, 27 September 2010
Jumat, 16 April 2010
Rindu Rumah
Tak terasa lama sekali aku tak pulang ke Rumah Batinku ini.
Rindu...rindu sekali
Telah lama mengembara, ingin pulang dan bercerita di dalam rumah bantinku ini, di istana hatiku.
Mengeluarkan semua penat hati dan cuman hikmah perjalanan ini.
Rindu...rindu sekali
Telah banyak yang telah menyibukkan hati sehingga meninggalkan dan tidak lagi menengok rumah batinku ini
Rumah batin yang ada jauh di lubuk hati ini, hati dan nurani yang terdalam
Rindu...rindu sekali
Telah lama mengembara, ingin pulang dan bercerita di dalam rumah bantinku ini, di istana hatiku.
Mengeluarkan semua penat hati dan cuman hikmah perjalanan ini.
Rindu...rindu sekali
Telah banyak yang telah menyibukkan hati sehingga meninggalkan dan tidak lagi menengok rumah batinku ini
Rumah batin yang ada jauh di lubuk hati ini, hati dan nurani yang terdalam
Rabu, 19 November 2008
Pelajaran moral nomor Wahid
Pelajaran nomor Wahid adalah jangan berbohong. Karena jika suatu ketika menyadari kesalahanmu itu dan berusaha untuk memperbaikinnya kamu harus membayar mahal untuk itu semua. Tidak hanya dosa tapi semuanya akan terasa berat untuk dimaafkan dan diperbaiki.
Rabu, 12 November 2008
Comitment
Aku sebut comitment bukan pacaran. Istilah pacaran menurutku hanya untuk anak ABG yang sedang cinta buta. Menurutku komitment jauh lebih dalam. Comintment dibuat saat sebelum menikah atau masih dalam masa penjajakan. Menurutku komit itu seperti kita berada dalam lingkaran. Lingkaran kecil yang didalamnya hanya berdiri diri kita sendiri. Masing2 berdiri dilingkarannya sendiri2. Laki2 dilingkaran nya perempuan dilingkarannya sendiri. Kemudian 2 org yang sedang berkomitment hanya dihubungan dengan seutas tali tipis. Mereka tidak boleh bersatu dalam satu lingkaran. Karena aturannya mereka hanya akan bersatu dalam satu lingkaran jika mereka telah menikah.
Hanya seutas tali tipis saja yang menghubungkan mrk. Tali yang sangat tipis, jangankan dipotong talinya, tali ini bisa rantas hanya dengan sebuah hembusan angin. Angin itu bisa ego pasangan dari pasangan itu sendiri. Jadi tali itu bisa putus tanpa harus dipotong oleh seseorang.
Dan kemudian jika sepasang sejoli ini menikah maka leburlah 2 lingkaran itu menjadi lingakaran besar yang dihuni oleh sepasang manusia dan semakin hari lingkaran itu akan bertambah besar karena mereka harus beranak pinak.
Hanya seutas tali tipis saja yang menghubungkan mrk. Tali yang sangat tipis, jangankan dipotong talinya, tali ini bisa rantas hanya dengan sebuah hembusan angin. Angin itu bisa ego pasangan dari pasangan itu sendiri. Jadi tali itu bisa putus tanpa harus dipotong oleh seseorang.
Dan kemudian jika sepasang sejoli ini menikah maka leburlah 2 lingkaran itu menjadi lingakaran besar yang dihuni oleh sepasang manusia dan semakin hari lingkaran itu akan bertambah besar karena mereka harus beranak pinak.
Seribu Hari
Seribu hari telah berlalu,
seribu hari yang tak terasa telah aku lalui sendiri,
seribu hari sejak perjumpaan terakhir kami,
Berapa panjang jalan telah aku lalui dalam seribu hari,
Berapa banyaknya airmata yang keluar dalam seribu hari,
Betapa kesepian melanda dalam seribu hari,
Seribu hari yang memberi seribu makna kehidupan,
seribu hari waktu yang menyadarkan aku betapa aku sangat...sangat kecil,
seribu hari yang membawaku lebih bisa memahami seseorang,
seribu hari yang membawaku lebih bersyukur,
Seribu hari,
ya sudah seribu hari,
sudah seribu hari berlalu
tapi masih banyak ribuan hari menantiku, wallahu'alam
seribu hari yang tak terasa telah aku lalui sendiri,
seribu hari sejak perjumpaan terakhir kami,
Berapa panjang jalan telah aku lalui dalam seribu hari,
Berapa banyaknya airmata yang keluar dalam seribu hari,
Betapa kesepian melanda dalam seribu hari,
Seribu hari yang memberi seribu makna kehidupan,
seribu hari waktu yang menyadarkan aku betapa aku sangat...sangat kecil,
seribu hari yang membawaku lebih bisa memahami seseorang,
seribu hari yang membawaku lebih bersyukur,
Seribu hari,
ya sudah seribu hari,
sudah seribu hari berlalu
tapi masih banyak ribuan hari menantiku, wallahu'alam
Pulang ke Rumah
Lama sudah aku pergi, tidak pulang ke rumah lagi. Jalan kutempuhi tiap hari, tapi belum kutemukan apa yang kucari. Sekarang aku ingin pulang kembali ke rumahku lagi. Sedikit istirahat dan meneguk air yang menenangkan hati.
Rabu, 15 Oktober 2008
Cinta Sejati
Kehidupan dunia bagaikan impian, cinta datang dan pergi sesuka hatinya. Tak peduli meski telah meninggalkan rasa sakit, meninggalkan rasa pedih dalam hati kita. Dia bagaikan racun yang terasa manis, bagaikan air yang mamabukkan. Pertama-tama diberinya rasa nikmat dan kebahagiaan, serasa kita dilambungkan ke atas awan. Tetapi tiba-tiba saja kita dihempaskan kedalam lubang yang sangat dalam, yang membuat kita serasa tidak akan mampu bangkit lagi, membuat kita merasa enggan untuk hidup, tapi matipun tak boleh. Membuat kita mempertanyakan lagi, itukah arti cinta ?
Cinta memang suatu misteri terbesar hidup manusia. Entah berapa banyak manusia yang telah rela mengorbankan hidupnya demi cinta. Entah berapa banyak manusia yang sanggup mengambil nyawa orang lain demi cinta. Entah berapa banyak orang menderita bahkan gila karena cinta. Kalau begitu apakah cinta itu sesuatu yang jahat ?
Kata para filosof cinta itu adalah sesuatu yang murni, sesuatu yang suci, yang tidak akan pernah meninggalkan rasa sakit dalam hati kita. Lalu apakah sebenarnya yang menimbulkan rasa sakit dan pedih itu ? Semua perasaan sedih, sakit dan menderita sebenarnya timbul dari nafsu kita. Semua itu hanyalah karena angan-angan dan impian kita. Angan-angan bahwa kita akan bahagia jika bersama dengan orang yang kita cintai. Impian untuk mendapatkan kebahagiaan dari orang yang kita cintai. Dari angan-angan dan impian itu kemudian timbul nafsu dan keinginan kita untuk memiliki apa yang kita cintai. Inilah sebenarnya sumber bencana yang telah kita undang sendiri datangnya. Padahal belum tentu kita akan bahagia bila bersama dengan orang yang kita cintai. Kesalahan terbesar yang selalu kita lakukan adalah selalu mencari orang yang bisa membahagiakan kita. Coba kita bertanya pada diri kita, pernahkah kita mencari seseorang dengan tujuan agar kita bisa membahagiakan orang tersebut?
Ada hal lain lagi yang patut juga kita pertanyakan. Sesungguhnya apakah yang kita cintai dari orang lain itu? Apakah karena dia sesuai dengan keinginan kita, karena sesuatu yang kita cari-cari kebetulan ada padanya ? Sungguh sangat dangkal sekali pengertian cinta kita. Sebab begitu orang itu sudah tidak sesuai dengan keinginan kita, ketika ada sifat-sifatnya yang ternyata bertentangan dengan kita, kita berbalik membencinya. Ketika orang itu sudah tidak lagi memberikan kebahagiaan kepada kita, maka rasa cinta kita juga ikut hilang. Lalu sebenarnya seperti apakah cinta sejati itu ? Seperti apakah cinta yang tulus, suci dan murni itu ? Adakah cinta seperti itu di dunia ini? Sebenarnya hanya ada satu cinta yang seperti itu, ialah cinta milik Allah yang Maha Besar, Maha Mencinta dan Maha Suci. Dari cinta Allah itulah kita bisa belajar cinta sejati.
Cinta sejati adalah cinta tanpa pamrih, terbebas dari nafsu dan keinginan, terbebas dari rasa ingin memiliki. Cinta yang tulus hanya bisa memberi, memberi, dan memberi, tanpa memikirkan apa yang akan diterima. Sebagai manusia memang sangat sulit sekali untuk mencapai taraf seperti itu. Sangat sulit sekali untuk memisahkan antara cinta dan nafsu, sebab setiap orang dari lahir sudah membawa kedua hal ini secara bersama-sama dan akan terus melekat dalam hidup kita. Yang bisa kita lakukan hanya menekan seminimal mungkin pengaruh nafsu terhadap cinta kita.
Cinta adalah anugerah Allah yang diberikan kepada manusia dan cinta itu bergerak bebas sesuka hatinya. Tidak ada seorangpun di dunia ini bisa menciptakan cinta di hatinya, bahkan hanya untuk mempertahankan keberadaannya di hati saja sangat sulit. Sebagai manusia kita hanya bisa berusaha agar cinta mau tumbuh dan berkembang dalam hati kita. Karena cinta itu adalah sesuatu yang suci, maka satu-satunya cara agar cinta bisa terus tumbuh dan berkembang dalam hati kita adalah dengan menyucikan hati kita. Bersihkan hati kita dari nafsu, dengki, amarah, buruk sangka, dan semua hal yang meracuni hati kita, niscaya kita dapat merasakan cinta yang murni dalam hati kita. Hanya dengan keimanan dan rasa tawakal kepada Allah, maka Dia akan menganugerahkan cinta dan kebahagiaan dalam hati kita.
Salah satu tanda cinta yang murni adalah kita dapat merasakan bahwa kita dapat mencintai siapapun didunia ini, termasuk orang-orang yang menyakiti kita. Hati kita akan dipenuhi oleh rasa maaf dan menerima yang teramat besar. Kita mampu menerima orang lain dengan segala kebaikan dan keburukannya, dengan semua kelebihan dan kekurangannya. Tidak ada lagi rasa benci dan sakit hati. Cinta dan jodoh tentu saja dua hal yang sangat berbeda. Cinta adalah sesuatu yang bisa kita rasakan, bisa kita ketahui keberadaannya di hati kita. Sedangkan jodoh adalah adalah rahasia Sang Pencipta. Kita tidak akan pernah tahu siapa jodoh kita, dan akan berapa lama kita berjodoh dengannya. Akan tetapi ketika cinta yang suci telah kita dapatkan dalam hati kita, maka kita tidak akan lagi kuatir tentang jodoh. Kita akan bisa mencintai dengan penuh kebebasan, tanpa perlu memikirkan untuk memilikinya. Dengan adanya kepasrahan bahwa Allah yang telah mengatur semua kehidupan kita, maka tidak akan ada lagi kesedihan ketika jalinan cinta harus berakhir. Semua yang Allah berikan pasti adalah yang terbaik buat kita, dan akan bisa kita terima dengan penuh kelapangan hati.
Sesungguhnya manusia tidak diberi pengetahuan, melainkan hanya sedikit. Dari ketidaktahuan manusia itulah akhirnya banyak yang terjebak oleh pernak perniknya kehidupan dunia, termasuk masalah cinta. Hanya orang-orang yang mau belajar dan mengambil hikmah dari setiap perjalanan hidup yang akan bisa menemukan kearifan dan kebahagiaan.
Andi Kuswandi
Yogyakarta, hari ketiga belas di bulan Februari 2005
Cinta memang suatu misteri terbesar hidup manusia. Entah berapa banyak manusia yang telah rela mengorbankan hidupnya demi cinta. Entah berapa banyak manusia yang sanggup mengambil nyawa orang lain demi cinta. Entah berapa banyak orang menderita bahkan gila karena cinta. Kalau begitu apakah cinta itu sesuatu yang jahat ?
Kata para filosof cinta itu adalah sesuatu yang murni, sesuatu yang suci, yang tidak akan pernah meninggalkan rasa sakit dalam hati kita. Lalu apakah sebenarnya yang menimbulkan rasa sakit dan pedih itu ? Semua perasaan sedih, sakit dan menderita sebenarnya timbul dari nafsu kita. Semua itu hanyalah karena angan-angan dan impian kita. Angan-angan bahwa kita akan bahagia jika bersama dengan orang yang kita cintai. Impian untuk mendapatkan kebahagiaan dari orang yang kita cintai. Dari angan-angan dan impian itu kemudian timbul nafsu dan keinginan kita untuk memiliki apa yang kita cintai. Inilah sebenarnya sumber bencana yang telah kita undang sendiri datangnya. Padahal belum tentu kita akan bahagia bila bersama dengan orang yang kita cintai. Kesalahan terbesar yang selalu kita lakukan adalah selalu mencari orang yang bisa membahagiakan kita. Coba kita bertanya pada diri kita, pernahkah kita mencari seseorang dengan tujuan agar kita bisa membahagiakan orang tersebut?
Ada hal lain lagi yang patut juga kita pertanyakan. Sesungguhnya apakah yang kita cintai dari orang lain itu? Apakah karena dia sesuai dengan keinginan kita, karena sesuatu yang kita cari-cari kebetulan ada padanya ? Sungguh sangat dangkal sekali pengertian cinta kita. Sebab begitu orang itu sudah tidak sesuai dengan keinginan kita, ketika ada sifat-sifatnya yang ternyata bertentangan dengan kita, kita berbalik membencinya. Ketika orang itu sudah tidak lagi memberikan kebahagiaan kepada kita, maka rasa cinta kita juga ikut hilang. Lalu sebenarnya seperti apakah cinta sejati itu ? Seperti apakah cinta yang tulus, suci dan murni itu ? Adakah cinta seperti itu di dunia ini? Sebenarnya hanya ada satu cinta yang seperti itu, ialah cinta milik Allah yang Maha Besar, Maha Mencinta dan Maha Suci. Dari cinta Allah itulah kita bisa belajar cinta sejati.
Cinta sejati adalah cinta tanpa pamrih, terbebas dari nafsu dan keinginan, terbebas dari rasa ingin memiliki. Cinta yang tulus hanya bisa memberi, memberi, dan memberi, tanpa memikirkan apa yang akan diterima. Sebagai manusia memang sangat sulit sekali untuk mencapai taraf seperti itu. Sangat sulit sekali untuk memisahkan antara cinta dan nafsu, sebab setiap orang dari lahir sudah membawa kedua hal ini secara bersama-sama dan akan terus melekat dalam hidup kita. Yang bisa kita lakukan hanya menekan seminimal mungkin pengaruh nafsu terhadap cinta kita.
Cinta adalah anugerah Allah yang diberikan kepada manusia dan cinta itu bergerak bebas sesuka hatinya. Tidak ada seorangpun di dunia ini bisa menciptakan cinta di hatinya, bahkan hanya untuk mempertahankan keberadaannya di hati saja sangat sulit. Sebagai manusia kita hanya bisa berusaha agar cinta mau tumbuh dan berkembang dalam hati kita. Karena cinta itu adalah sesuatu yang suci, maka satu-satunya cara agar cinta bisa terus tumbuh dan berkembang dalam hati kita adalah dengan menyucikan hati kita. Bersihkan hati kita dari nafsu, dengki, amarah, buruk sangka, dan semua hal yang meracuni hati kita, niscaya kita dapat merasakan cinta yang murni dalam hati kita. Hanya dengan keimanan dan rasa tawakal kepada Allah, maka Dia akan menganugerahkan cinta dan kebahagiaan dalam hati kita.
Salah satu tanda cinta yang murni adalah kita dapat merasakan bahwa kita dapat mencintai siapapun didunia ini, termasuk orang-orang yang menyakiti kita. Hati kita akan dipenuhi oleh rasa maaf dan menerima yang teramat besar. Kita mampu menerima orang lain dengan segala kebaikan dan keburukannya, dengan semua kelebihan dan kekurangannya. Tidak ada lagi rasa benci dan sakit hati. Cinta dan jodoh tentu saja dua hal yang sangat berbeda. Cinta adalah sesuatu yang bisa kita rasakan, bisa kita ketahui keberadaannya di hati kita. Sedangkan jodoh adalah adalah rahasia Sang Pencipta. Kita tidak akan pernah tahu siapa jodoh kita, dan akan berapa lama kita berjodoh dengannya. Akan tetapi ketika cinta yang suci telah kita dapatkan dalam hati kita, maka kita tidak akan lagi kuatir tentang jodoh. Kita akan bisa mencintai dengan penuh kebebasan, tanpa perlu memikirkan untuk memilikinya. Dengan adanya kepasrahan bahwa Allah yang telah mengatur semua kehidupan kita, maka tidak akan ada lagi kesedihan ketika jalinan cinta harus berakhir. Semua yang Allah berikan pasti adalah yang terbaik buat kita, dan akan bisa kita terima dengan penuh kelapangan hati.
Sesungguhnya manusia tidak diberi pengetahuan, melainkan hanya sedikit. Dari ketidaktahuan manusia itulah akhirnya banyak yang terjebak oleh pernak perniknya kehidupan dunia, termasuk masalah cinta. Hanya orang-orang yang mau belajar dan mengambil hikmah dari setiap perjalanan hidup yang akan bisa menemukan kearifan dan kebahagiaan.
Andi Kuswandi
Yogyakarta, hari ketiga belas di bulan Februari 2005
Langganan:
Postingan (Atom)